Hijab for Sisters

6 Alasan Ibu Perlu Membaca Buku

 

Ibu perlu membaca buku.

Ibu membaca buku pastilah sudah lazim jika sang ibu tersebut bekerja sebagai dosen, guru, dokter, pengacara, atau profesional lainnya di bidang tertentu.

Tapi itu kan tuntutan pekerjaan.

Tak masalah. Lagi pula, lebih baik tuntutan pekerjaan, kan, daripada tuntutan hakim?

Yang penting adalah membaca. Bayangkan kalau guru, misalnya, malas membaca. Ketika pelajaran IPA masih setia mengatakan ada 9 planet dalam tata surya kita.

Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.

Begitulah yang dipelajari dulu. Padahal, sejak tahun 2006 Pluto sudah tidak lagi dianggap sebagai planet karena belum memenuhi semua persyaratan untuk disebut sebagai planet.

Lalu bagaimana dengan ibu rumah tangga yang bukan profesional di dunia kerja? Apakah ibu rumah tangga juga perlu membaca buku?

Baca juga: Yuk Buat Perpustakaan di Rumah

Ibu Rumah Tangga Perlu Membaca Buku

“Membaca adalah memetik dan memahami makna yang terkandung dalam suatu bahasa tulis.” Begitu kata Finocchiaro dan Bonomo dalam buku The Foreign Language Learner: A Guide for Teacher (1973).

Definisi membaca dari para ahli yang lainnya pun memasukkan unsur memahami. Jadi, bukan sekadar membunyikan kalimat, melainkan memahami maksud kalimat yang dibaca.

Membaca buku di sini tidak terbatas pada buku cetak, tetapi juga membaca buku online, koran, majalah, atau website yang kredibel.

Lalu, kenapa seorang ibu, khususnya ibu rumah tangga, perlu membaca buku?

Baca Juga: Buku Parenting, Cerita Ibu Sehari-hari

6 Alasan Ibu Perlu Membaca Buku

Kenapa ibu harus membaca buku
Ibu, pendidik pertama bagi anak-anaknya. Foto: Pixabay.

Setidaknya nih, ada 6 alasan ibu perlu membaca buku menurut Ada Resensi.

1. Ibu adalah Madrasah Pertama

Seorang penyair bernama Hafiz Ibrahim mengatakan, “Al-Ummu madrasatul ula.” Ibu adalah pendidik pertama bagi anaknya.

Ibu dan ayah sama-sama berkewajiban mendidik anak dengan baik. Namun, umumnya ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak.

Banyak ibu yang kewalahan ketika anaknya mulai ceriwis bertanya. Kenapa burung terbang, kenapa harus makan sayur, kenapa turun hujan, kenapa harus cuci tangan, kenapa ada pelangi, dan sejuta pertanyaan lainnya.

Tak jarang ibu memberi jawaban ngawur atau malah marah karena si anak bertanya melulu.

Yang terbaik tentu saja, memberi jawaban yang benar dengan bahasa yang bisa dipahami anak-anak.

Mengutip hadis Rasulullah, “Tidak ada pemberian yang lebih utama dari orangtua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).

Baca Juga: Read Aloud, Bermain Seru dengan Si Kecil

2. Teladan Terbaik

“Anak saya tuh males banget baca buku. Nggak kayak anak-anak lain.”

“Duuuh, sayang ya. Kalau Ibu suka baca buku?”

“Halah, saya mah cuma ibu rumah tangga. Udah tuwek, lagi. Ngapain baca buku?”

Nasihat terbaik adalah dengan memberi contoh nyata, memberi teladan yang baik.

Karena ingin anaknya senang membaca, seorang ibu memilih mengisi waktu senggangnya dengan membaca buku, bukannya bergunjing tentang rumah tangga orang lain.

3. Update Informasi

Membaca buku dan mendapat informasi terbaru.
Ibu perlu mengikuti informasi terkini.

Ilmu pengetahuan berkembang cepat. Informasi pun luber-luber. Cuma kadang kitanya yang malas mengikuti perkembangan.

“Nggak keotakan euy ngikutin perkembangan teknologi mah. Saya mah mantau harga di mamang sayur aja.”

Memang susah kalau harus mengikuti perkembangan iptek sampai detail. Nggak keotakan, kalau istilah anak-anak Gen Z dan Alpha. Ngikutin omongan tokoh politik aja kepala udah puyeng.

Cukuplah sebagai pengetahuan umum. Misalnya tentang mobil yang bisa berjalan tanpa sopir.

“Mobil tanpa sopir? Mana ada! Itu pasti kerjaan jin!”

Faktanya, Indonesia sudah punya mobil listrik otonom yang berjalan tanpa sopir dan bisa memuat 15 penumpang. Peresmiannya dilakukan Menhub Budi Karya Sumadi di BSD Tangerang tanggal 20 Mei 2022.

Namun, penggunaan mobil listrik otonom ini masih terbatas di kawasan tertentu dan belum dioperasikan di jalan umum.

4. Healing dan Relaksasi

Healing, relaksasi, dan me time juga menjadi alasan seorang ibu rumah tangga perlu membaca buku.

Buku yang cocok untuk me time dan healing ini bisa berbeda-beda pada setiap orang. Misalnya novel, kumpulan cerita lucu, kisah sukses, buku keterampilan, buku parenting dan buku agama.

Tapi hati-hati juga memilih novel untuk healing. Pilih-pilih temanya. Jangan malah memilih tema yang memicu stres atau pikiran negatif.

5. Hidup Bukan Hanya Sumur, Dapur, Kasur

Sekalangan orang (dan bukan hanya orang dulu) beranggapan bahwa peran istri itu cukup si sumur, dapur, dan kasur. Rajin mengurus rumah, pintar masak, dan jago melayani suami.

Tak perlu baca buku. Tak perlu menambah wawasan. Tak perlu belajar ini itu.

Padahal, membaca bisa membuat ibu lebih pintar memasak yang enak sekaligus bergizi, lebih memahami cara mengasuh anak, lebih terampil mengatur keuangan keluarga, dan sebagainya.

6. Bahan Baku untuk Menulis

Membaca buku membuat tulisan semakin bergizi
Membaca untuk memperkaya isi tulisan.

Poin terakhir ini khusus untuk ibu-ibu yang senang menulis. Entah itu mom blogger, penulis novel, atau penulis lainnya.

Meskipun namanya penulis, kerja penulis tidak hanya menulis, tetapi juga memperkaya pikiran dan batin agar menghasilkan tulisan yang bagus dan bermanfaat. Salah satu caranya adalah dengan membaca buku.

Menulis tentang home education, misalnya, bukan semata-mata berdasarkan pengalaman dalam mengasuh anak sendiri di rumah.

Membaca buku tentang pengasuhan anak membuat ibu lebih mampu memberikan pengasuhan terbaik untuk anaknya, sekaligus membuat tulisannya tentang home education menjadi lebih bernas.

Yuk, Membaca

Dari enam alasan itu, mana yang paling mendorong Bunda untuk membaca buku?

Semoga kesenangan Bunda dalam membaca buku dapat melembutkan hati, menumbuhkan empati, menambah wawasan dan keterampilan, serta menjadi teladan bagi anak-anak.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.(QS Al-Alaq [96]: 1)

Selamat bersenang-senang membaca, Bun.

Salam,

Ada Resensi

Tidak ada komentar

Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.