Hijab for Sisters

Kembali ke Sekolah, Tetap Jaga Daya Tahan

 

Bersekolah setelah pandemi korona.

“Bu Guru, maaf. Hari ini Salma tidak bisa masuk sekolah karena sedang demam.”

Pesan itu dikirim oleh seorang wali murid ke grup orangtua. Tentu saja di grup itu ada wali kelas anak-anak.

Ternyata, hari itu bukan cuma satu anak yang izin tidak masuk sekolah karena sakit. Anak saya bahkan dipulangkan lebih cepat karena mendadak demam ketika di sekolah.

Kaget dong, karena paginya biasa saja. Hanya memang, sarapannya tidak sebanyak biasa, padahal saya masak nasi goreng kesukaannya.

Saya kira hanya karena buru-buru jadi makannya sedikit. Tak apalah. Toh dia selalu saya bawakan bekal makan siang (nasi, lauk, dan sayuran). Soal bekal makan siang ini juga anjuran dari sekolahnya, sih.

Untungnya (Indonesia banget, apa pun masih untung) kata dokter hanya radang tenggorokan biasa.

 

Beraktivitas Pasca Pandemi

Bagaimana rasanya bisa kembali beraktivitas setelah dua tahun terkekang oleh pandemi?

Pada awalnya terasa canggung. Sangat berhati-hati untuk bersalaman, apalagi cipika-cipiki dengan teman.

Pada mulanya masih disiplin mengenakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain. Masih taat prokes, deh.

Masih pula rajin mengonsumsi multivitamin, suplemen vitamin C, minuman rempah-rempah, dan sebagainya untuk menjaga daya tahan tubuh.

Namun, lama-kelamaan rasa canggung itu hilang. Kembali jadi biasa saja. Biasa saja bersalaman, biasa saja cipika-cipiki, biasa saja tidak memakai masker.

Aktivitas pun kembali seperti biasa. Jalan raya kembali padat oleh kendaraan. Macet pada pagi dan sore hari, plus ketika akhir pekan. Udara sudah kembali sarat dengan polusi.

Bagaimana dengan urusan prokes?

Dari pemantauan Ada Resensi sih, ada yang masih disiplin, tetapi tak sedikit yang sudah longgar selonggar-longgarnya.

 

Kembali Bersekolah

Sama seperti sektor lainnya, sektor pendidikan pun sudah berjalan seperti sebelum pandemi.

Menjaga daya tahan tubuh anak sekolah
Senangnya kembali ke sekolah.

Proses pembelajaran di sekolah-sekolah sudah kembali dilakukan secara tatap muka sepenuhnya. Begitu pula di sekolah anak saya, sekolah swasta dengan SD, SMP, dan SMA di satu lokasi.

Anak-anak yang berusia 12 tahun ke atas wajib sudah divaksin sebanyak dua kali, dibuktikan dengan sertifikat vaksin.

Bahkan, sekolah sampai menyelenggarakan vaksinasi Covid dosis 1 dan 2 di sekolah untuk memastikan semua siswa 12 tahun ke atas sudah divaksin.

Apakah orangtua merasa senang?

Oh iya, tentu saja. Tidak perlu sepet mata lagi melihat anak saban hari berteman gadget. Tidak puyeng lagi karena mesti menjadi guru dadakan bagi anak-anak.

Apakah orangtua merasa cemas?

Oh, ini juga. Bayangkan saja. Ketika jam istirahat ramai-ramai jajan di kantin. Berkerumun tanpa jarak dengan teman-temannya.

Selesai jajan, anak-anak memakan jajanannya bersama-sama. Tak lupa sambil bercanda dan tertawa-tawa.

Tak heran, belum juga satu semester bersekolah di mana-mana sudah muncul kabar anak-anak sakit. Kebanyakan demam, radang tenggorokan, batuk, dan pilek.

 

Tetap Jaga Daya Tahan

Daripada cemas berkepanjangan, lebih baik tetap berupaya menjaga daya tahan tubuh. Jangan kasih kendor, Bun.

1. Makanan bernutrisi.

Usahakan makan tidak asal kenyang, apalagi makan seingatnya saja. Makanan yang dikonsumsi tidak hanya mengandung karbohidrat, tetapi juga mengandung serat, protein, vitamin, dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh.

Minum susu juga bagus. Jika anak tak mau minum susu sebenarnya tak apa-apa, asalkan kandungan makanannya sudah mencukupi kebutuhan gizi.

 

2. Bawa bekal ke sekolah.

Jika anak bersekolah full day, bawakan bekal makan siang untuknya.

bekal makanan ke sekolah.
Bekal makan siang lengkap, bukan sekadar biskuit atau keripik.


Memang agak repot karena pagi-pagi harus memasak untuk sarapan dan untuk makan siang sekaligus. Meskipun memasak menu yang mudah dan enak, tetap saja ada kerepotan tersendiri.

Kerepotan itu bisa disiasati dengan menyediakan makanan olahan beku (frozen food), telur (mudah dan cepat dimasak), dan melakukan food preparation sebelumnya.

Food preparation ini bisa dilakukan untuk seminggu sekaligus. Bumbu-bumbu sudah dihaluskan atau dikupas. Sayuran sudah disiangi. Ayam bisa diungkep lebih dahulu di akhir pekan. Ketika akan dijadikan bekal tinggal dimasak sebentar lagi.

Tidak punya ide mau masak apa? Buku Resep Master Chef Indonesia dan buku-buku resep lainnya bisa dijadikan rujukan.

Setidaknya kita bisa memastikan anak-anak akan makan siang dengan menu yang bergizi.

 

3. Vitamin dan suplemen.

Untuk menjaga daya tahan tubuh, konsumsi suplemen vitamin C secara teratur. Untuk dewasa ada Redoxon, sedangkan untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas ada Redoxon Kids.

Setiap tablet Redoxon Kids ini mengandung 200mg vitamin C. Diformulasikan khusus untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Kandungan antioksidannya pun akan membantu menjaga sel-sel tubuh.

Suplemen vitamin C dengan rasa jeruk segar ini pasti disukai anak-anak. Mengonsumnya pun praktis, karena berupa tablet kunyah.

Suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh anak
Redoxon Kids untuk menjaga daya tahan tubuh anak.

 

4. Tetap jaga kebersihan.

Sejak dulu sekali sebenarnya kita sudah diajarkan untuk menjaga kebersihan. Namun, entah kenapa kebanyakan kita bandel.

Banyak penyakit yang masuk ke tubuh gara-gara kita enggan menjaga kebersihan.

 

5. Istirahat cukup.

Kelelahan merupakan salah satu penyebab seseorang jatuh sakit. Begitu kata bu dokter yang memeriksa anak saya.

Setelah dua tahun santai belajar di rumah, kembali bersekolah full day cukup membuat badan kaget.

Pastikan anak cukup beristirahat di rumah. Jangan biarkan tidur larut malam, apalagi kalau hanya digunakannya untuk bermain game, menonton video, atau scroll media sosial.

 

6. Olahraga ringan

Anak butuh istirahat, tetapi juga butuh berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

Olahraga yang ringan-ringan saja. Misalnya bersenam atau bersepeda. Pada hari libur bisa diagendakan untuk berenang.

 

Semangat Beraktivitas

Sehat adalah nikmat yang harus disyukuri. Menjaga daya tahan tubuh agak senantiasa sehat adalah salah satu bentuk syukur.

Dengan tubuh sehat, kita dapat beraktivitas dengan baik. Anak-anak yang sehat akan dapat belajar dan menyerap ilmu dengan optimal.

 

Cheers,

Ada Resensi

Tidak ada komentar

Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.