Sejak pandemi belanja online semakin
tak terpisahkan dari keseharian kita.
Para content creator pun kerap memperkenalkan masalah belanja ini. Betapa mudah
dan praktisnya berbelanja online. Entah itu di marketplace atau di aplikasi khusus
penyedia kebutuhan dapur.
Yang tadinya tidak pernah belanja
online pun jadi terbiasa. Awalnya mungkin karena terpaksa. Pasar tutup,
toko-toko tutup, mal tutup.
Di sisi lain, toko-toko online
menjamur. Yang tadinya hanya berjualan secara konvensional, mau tidak mau ikut
berjualan online agar bisa bertahan.
Macam-macam kebutuhan ada di pasar
online. Dari bahan makanan, pakaian, sampai barang elektronika.
Belanja buku pun bisa dilakukan
secara online. Nah, ini yang akan kita bahas.
Masalah Belanja Buku Online
Ada beberapa masalah yang sering
muncul ketika hendak membeli buku secara online. Baik itu di marketplace, web
toko buku online, maupun melalui media sosial.
Bukunya nggak bisa dipegang dulu. Hm …
iya juga, sih. Dalam urusan belanja online, apa pun barangnya, ya nggak bisa dipegang
dulu oleh calon pembeli.
Khusus untuk urusan belanja buku
secara online, ada beberapa masalah yang sering ditemukan oleh Ada Resensi.
1. Buku bajakan.
Jauh sebelum pandemi corona, buku
bajakan ini sudah menjadi masalah panas.
Gimana nggak panas. Kerugian yang dialami
penulis buku dan penerbit aslinya bukan cuma sejuta dua juta, loh. Angkanya
mencapai triliunan rupiah.
Tidak heran kalau Tere Liye sampai betah
marah-marah karena hal ini. Apalagi pemerintah seolah tidak melakukan tindakan
apa-apa untuk mengatasi peredaran buku bajakan ini.
Peredaran buku bajakan memang luar
biasa kurang ajarnya. Tidak lagi dijual secara sembunyi-sembunyi di bagian
belakang lapak buku. Penjualannya sekarang begitu terang-terangan.
Di media sosial dan marketplace pun banyak
sekali penjual buku bajakan. Tidak pakai malu-malu dan takut-takut lagi.
“Dia yang salah, dia yang galak”
nyata terjadi dalam peredaran buku bajakan ini.
Buku bajakan ini bentuknya ada dua macam.
Ada buku fisik (lembaran kertas), ada e-book (berbentuk pdf).
Buku-buku elektronik dari penerbit
ternama yang dijual media sosial dan marketplace bisa dipastikan hampir semuanya
bajakan.
Baca Juga: Taman Baca Legendaris di Bandung
2. Penipuan.
Sering terjadi, pembeli buku melalui
media sosial menjadi korban penipuan. Uang sudah ditransfer, tetapi barang tak
kunjung dikirim.
Akun penjualnya pun tak bisa lagi
dihubungi. Entah karena penjualnya menghilang, atau si pembeli yang diblokir.
Tetap teliti sebelum membeli buku di toko online. |
3. Tidak paham yang dijual.
Selain komik, buku anak yang bergambar, buku pelajaran,
kamus, dan kitab suci disebut novel. Buku anak dengan sampul keras (hardcover) dianggap
boardbook semua.
Komik dianggap bacaan untuk anak-anak
semata. Padahal, komik pun memiliki rating pembaca. Ada yang semua umur (SU),
remaja (R), dan dewasa (D).
Keuntungan Berbelanja Buku Online
Sebenarnya banyak keuntungan yang
didapat dari berbelanja buku secara online.
Di antaranya hemat biaya bensin dan
nggak perlu bete kena macet di jalanan menuju toko buku. Memang ada biaya kirim,
tapi bisa dicari yang paling murah.
Harga buku di toko online pun sering
lebih murah daripada di toko buku biasa.
Selain itu, di toko buku online
sering ada buku yang sudah susah ditemukan di toko buku biasa.
So, sayang banget kan kalau sampai
anti membeli buku secara online. Lebih baik berhati-hati saja.
Tips Aman Belanja Buku Secara Online
Supaya lebih aman dan nyaman ketika
berbelanja buku secara online, bisa coba tips berikut ini.
1. Toko online terpercaya.
Di marketplace memang paling aman
berbelanja buku di official store penerbit atau toko buku besar. Misalnya
Gramedia Official Store, Mizan Official Store, ElexMedia Official Store, Al
Kautsar Official Store, atau Togamas.
Tapi jangan salah. Toko-toko buku selain
official store pun banyak yang bagus dan hanya menjual buku ori.
2. Satu bajakan, hati-hati saja
Kalau menemukan toko X menjual sebuah
buku bajakan (istilahnya buku kw, buku non-ori, buku repro, atau isi sama hanya
kertasnya yang beda), lebih baik hati-hati. Siapa jamin buku lainnya bukan
bajakan juga?
Yang biasanya dibajak itu buku-buku
best seller, baik itu novel maupun nonfiksi. Ensiklopedia dan kamus dengan
hardcover pun ada saja yang dibajak.
3. Komentar pembeli
Komentar para pembeli pun bisa
dijadikan petunjuk. Kalau ada yang berkomentar “tulisannya burem”, sudahlah
tinggalkan saja toko itu.
Si pembeli pasti bukan sedang
mengeluhkan matanya yang mungkin memerlukan kacamata. Huruf-huruf di dalam
bajakan umumnya buram, mbleber, tidak nyaman dibaca.
Toko yang menjual buku bajakan sering
menutup kolom komentar, btw. Jadi, calon pembeli tidak bisa mencari info dari
komentar pembeli terdahulu.
4. Rekomendasi dari teman
Selain di marketplace, penjual buku
secara online juga ada di media sosial.
Cari tahu, apakah si owner memiliki akun media
sosial personal yang jelas. Coba cek, akunnya bener-bener hidup (ada interaksi
dengan pengguna medsos lainnya) atau tidak. Ada foto profilnya atau tidak.
Rekomendasi dari content creator atau teman yang pernah berbelanja di sana menjadi sangat bermanfaat.
Jika tidak ada rekomendasi dari teman
dan tidak kenal dengan penjual tersebut, cobalah bertanya apakah bisa
bertransaksi melalui marketplace. Jika tidak bisa, sebelum bertransaksi cek dulu nomor ponsel dan nomor rekeningnya.
Kalau memang percaya, langsung saja bertransaksi.
Baca Juga: Yuk Buat Perpustakaan di Rumah
5. Tanya dengan sopan
Jika kita masih merasa ragu akan
membeli atau tidak, tanyakan secara baik-baik. Misalnya:
- Bisa tolong fotokan blurb-nya? (blurb ini biasa disebut oleh orang awam sebagai sinopsis, adanya di bagian belakang buku)
- Bisa lihat contoh isinya? (ini biasanya untuk buku bergambar)
- Ini bukunya cocok atau tidak ya untuk anak usia SD?
Belanja online memang seru, termasuk berbelanja buku. Yang penting, tetap teliti sebelum membeli ya.
Cheers,
Belanja online memang praktis yah, Mbak. Tapi banyak juga yg harus diperhatikan. Salah satunya saat belanja buku secara online.
BalasHapusBelanja online dan offline sama-sama mesti teliti :)
HapusMbak Aku shock dong dikirimin buku bajakan. Awalnya kupikir Karena diskon, eh setelah sampai kertasnya beneran kacau... Lem nya berhamburan. Fix bukunya bajakan
BalasHapusAku juga lebih suka beli buku secara online. Karena lebih murah dibandingkan toko buku. Pun cari yang gratis ongkir.
BalasHapusSaya menemukan beberapa penjual yg menjual buku bajakan. Cukup menjengkelkan. Kalau sy beli buku original aja, menghargai karya pembuat dan pengarangnya.
BalasHapusWahhh harus was-was banget memang kalau beli buku secara online gini, harus liat dulu toko yang dijual apakah bisa dipercaya atau tidak. Kalau di aku biasanya liat ulasan dari pembelinya apakah merasa puas atau tidak dengan barang yang dibeli hingga sampai kerumah..
BalasHapus