Hijab for Sisters

Halu? Bukan! Ini Manfaat Membaca Buku Fiksi


Manfaat membaca buku fiksi.
.
Suatu ketika Ada Resensi pernah dipameri rak-rak berisi kitab-kitab tebal dan berbagai buku referensi. “Baca buku tuh yang begini. Manfaat membaca buku seperti ini luar biasa.”

Ada Resensi cuma manggut-manggut. Soalnya itu reaksi yang paling gampang (dan paling aman) ketika menghadapi orang yang sedang emosi. Apalagi kalau kitanya lagi males debat.

“Jangan baca novel melulu. Memangnya apa manfaat membaca buku fiksi seperti novel? Paling-paling jadi halu!”

Aduh! Seketika Ada Resensi pengen bilang “prok prok prok jadi apa?”. Eh kok malah jadi kayak Pak Tarno.

Pengertian Buku Fiksi

Apa benar membaca buku fiksi membuat pembacanya menjadi halu? Maksudnya, menjadi sering berkhayal, berimajinasi, berhalusinasi, dan seolah hidup dalam dunia yang tidak nyata.

Sebelum membahas tentang manfaat membaca buku fiksi, kita lihat dulu apa yang dimaksud dengan buku fiksi.

Karya tulis umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu fiksi dan nonfiksi. Mengutip pendapat Henry Guntur Tarigan, fiksi merupakan karya sastra yang berasal dari hasil imajinasi penulis.

Para ahli yang lain pun berpendapat serupa. Intinya, karya yang berasal dari imajinasi. Dalam penulisannya, karya fiksi bisa menggunakan berbagai majas (gaya bahasa).

Di toko buku atau lokapasar (marketplace) kita bisa dengan mudah menemukan novel-novel berlatar sejarah. Misalnya novel bertema Tragedi Mei 1998.

Salah satu yang masih hits dibicarakan sampai saat Ada Resensi menulis artikel ini adalah novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.

Meskipun novel tersebut dan banyak novel lainnya berangkat dari riset tentang peristiwa yang benar-benar terjadi, tetap saja disebut buku fiksi karena mengandung unsur imajinasi.

Kebalikan dari fiksi adalah nonfiksi. Tulisan nonfiksi adalah tulisan yang berdasarkan fakta dan data, tidak mengandung unsur imajinasi, serta menggunakan bahasa yang lugas.

Termasuk dalam tulisan nonfiksi antara lain artikel, feature, biografi dan autobiografi, resensi, serta karya tulis ilmiah seperti skripsi.

Jenis Buku Fiksi

Jenis-jenis buku fiksi
Beragam karya fiksi. 

Lalu, apa saja yang termasuk buku fiksi?

Nah, termasuk karya fiksi ini adalah novel, cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerber atau cerbung), puisi, drama, dongeng, dan cerita rakyat.

Di jagat internet Teman-teman pasti sering menemukan artikel yang menyebut “novel fiksi”. Padahal mah kalau merujuk pengertian novel menurut para ahli, yang namanya novel ya pasti fiksi.

Menurut pengamatan Ada Resensi, penulisan frasa “novel fiksi” itu untuk membidik kata kunci (keyword) di Google karena volume pencarian dengan kata kunci ini cukup tinggi.

Manfaat Membaca Buku Fiksi

Ketahui manfaat membaca buku fiksi
Membaca buku fiksi dalam kehidupan sehari-hari.

Ada Resensi pernah menulis tentang Manfaat Membaca Buku secara umum. Lalu, bagaimana dengan membaca buku fiksi seperti novel?

Mungkin karena selama ini membaca diasosiasikan sebagai aktivitas serius, intelek, dan membutuhkan keseriusan, maka membaca buku fiksi dianggap sebagai kegiatan bermalas-malasan, tidak produktif, dan hanya membuang waktu.

Padahal, setiap orang memiliki tujuan membaca buku masing-masing. Sama halnya seperti membaca buku nonfiksi, membaca buku fiksi pun ada manfaatnya.

Beberapa warganet mengatakan membaca novel berguna untuk melarikan diri dari kenyataan hidup yang semakin mengerikan: KDRT, perselingkuhan, pelecehan, perundungan, dan kriminalitas di mana-mana. 

Berikut ini manfaat membaca buku fiksi, termasuk novel, dalam kehidupan sehari-hari:

1. Melihat kehidupan dari sisi lain

Ada miliaran manusia di Bumi ini. Masing-masing memiliki kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan sendiri.

Miliaran manusia itu memiliki pengalaman, masalah, dan harapan. Mungkin ada yang sama dengan manusia lain, tetapi tak ada yang persis sama.

Membaca buku fiksi membuat kita bisa melihat kehidupan dari sisi lain tanpa harus mengalaminya sendiri.

2. Mengasah empati

Empati berbeda dengan simpati. Ketika merasa bersimpati, kita tetap pada posisi diri kita sendiri. Namun, memiliki empati membuat kita bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.

Ketika membaca karya fiksi seperti novel dan cerpen, kita dibawa menyelami kehidupan tokoh cerita. Kita belajar memahami perasaannya. Mengapa dia bersedih? Mengapa dia takut? Apa yang membuat dia cemas? 

Membaca fiksi akan mengasah empati kita, membuat kita lebih peka pada apa yang dirasakan orang lain. Tak jarang kita tertawa, cemas, atau ikut menangis ketika membaca sebuah karya fiksi.

3. Meningkatkan keterampilan berbahasa

Karya fiksi bebas menggunakan bahasa denotatif (makna sesungguhnya) dan bahasa konotatif (makna kiasan). Karya fiksi bisa menggunakan kata-kata yang lugas, bisa juga dengan majas yang penuh bunga.

Keleluasaan itu membuat pembaca fiksi dapat semakin memperkaya perbendaharaan kosa katanya.

Selain itu, di dalam karya fiksi seperti novel dan cerpen umumnya ada adegan percakapan. Ini turut mengembangkan keterampilan pembacanya dalam berbahasa.

4. Refreshing

Apa saja manfaat membaca buku fiksi seperti novel?
Membaca buku dan bersantai.

Tidak usah sedih jika tak bisa bepergian ke destinasi wisata untuk refreshing. Tak perlu juga memaksa diri untuk ngutang demi bisa refreshing ke tempat-tempat yang sedang hits.

Percayalah, refreshing dengan modal ngutang itu fresh-nya cuma sesaat, setelah itu akan lebih pusing lagi karena harus membayar utang.

Kita bisa kok refreshing dengan membaca buku fiksi. Terserah, mau pilih novel, buku puisi, kumpulan cerpen, atau yang lainnya.

Novel bisa membawa kita mengunjungi tempat-tempat indah yang bahkan tak bisa dikunjungi traveler mana pun. Hm ... kecuali mungkin oleh time traveler. Itu pun kalau mereka benar-benar ada.

Novel pun bisa membuat kita “berdialog” dengan tokoh-tokohnya, bahkan menemukan solusi dari masalah yang sedang kita hadapi.

5. Mengembangkan imajinasi

Ketika menonton film, kita tinggal menikmati visual kampung terpencil, rumah peninggalan masa kolonial, bawah laut, terowongan bawah tanah, kota tak berpenghuni, dan sebagainya.

Lain halnya dengan membaca novel. Deskripsi yang dituturkan oleh pengarang akan membuat kita berimajinasi sendiri.

Dalam imajinasi, kita bangun sendiri perkotaan, perkampungan, terowongan, dan sebagainya. 

Simon Lake , misalnya. Simon adalah Bapak Kapal Selam Modern. Ternyata, ia mendapat inspirasi membuat kapal selam setelah membaca novel Twenty Thousand Leagues Under the Sea.

Novel karya Jules Verne tersebut terbit tahun 1870. Pada tahun 1898, Simon Lake meluncurkan kapal selam yang pertama.

Satu contoh lagi nih, ponsel yang jadi bestie kita sekarang. Awal tahun 1970-an, Martin Cooper mendesain ponsel setelah terinspirasi oleh film Star Trek.

Penutup

Nah kan, ternyata banyak ya manfaat membaca buku fiksi. Pintar-pintar kita saja membedakan mana imajinasi, mana realitas.

Untuk semakin menyelami luasnya manfaat membaca buku, pada artikel selanjutnya Ada Resensi khusus membahas manfaat membaca buku secara nyaring. Jangan sampai terlewat membacanya, ya.

12 komentar

  1. Jangan salah loh, ada beberapa khayalan atau impian atau halu yang bisa menjadi nyata di kemudian hari. Dan ini telah terbukti. Contohnya kayak pesawat terbang yang berasal dari mimpi atau halu dua orang bersaudara. Nanti siapa tau aja pembaca karya tulis fiksi bisa mengubah imajinasi menjadi kenyataan, hehehehe... Yess setuju dengan poin-poin mengenai manfaat membaca buku fiksi atau bacaan fiksi. Very nice article !!

    BalasHapus
  2. Karena tulisan fiksi dibuat dengan penuh perasaan, jadinya berefek pada manfaat si pembacanya punya empati. Apalagi kalau cerita yang diangkat soal persahabatan, dan keluarga, huaaah aroma bawang mengudara

    BalasHapus
  3. Yang jelas sih, membaca buku fiksi itu menghibur. Gak hanya menghibur, buku fiksi juga bisa jadi alternatif nyari motivasi dan inspirasi lewat cerita yang disukai.

    BalasHapus
  4. Buku favorit saya adalah buku fiksi, Mbak. Dari sinilah saya juga belajar menulis cerita. Saat saya butuh refrsing, saya membaca buku fiksi. otak jad fresh, malah dapat ide cerita baru.

    BalasHapus
  5. Membaca buku fantasi bakalan ngasih pengalaman berbeda sih. Setiap cerita tentu menyuguhkan fantasi indah sehingga imajinasi kita selalu ke mana2. Bahkan kalo pakai sudut pandang org pertama, kita serasa diajak masuk dan bermain bersama. Keren bgt sih.

    BalasHapus
  6. Buat saya, fiksi adalah genre yang nyaman banget buat dijadikan pelarian. Saya sering 'melarikan diri' dengan membaca fiksi saat pikiran sedang kalut. Cukup efektif, setelah perasaan lebih plong, nah otak rasanya fresh untuk balik mikirin jalan keluar dari masalah yang lagi dihadapi hihi..

    BalasHapus
  7. Karena senang berkhayal dan berimajinasi, baca buku fiksi ini bisa jadi kegiatan yang menyenangkan bagi saya. Kadang suka memosisikan diri jadi tokoh yang ada dalam buku. Seruu!

    BalasHapus
  8. Kalau aku baca buku fiksi itu buat belajar tentang kehidupan dan melihat bagaimana orang lain menghadapi hidup yang berbeda beda. Caraku buat tahu dunia luar karena aku introvert.

    BalasHapus
  9. Yang bilang baca novel bikin halu tabok aja pake novel yang tebel wkwkwk. Padahal dengan membaca novel akan ada ruang-riang yang terisi dan itu bikin nagih...

    BalasHapus
  10. Buku fiksi memang cocok banget buat refresing mengisi me time kita. Sambil santai minum teh sambil baca buku... Aiihhh...syandunya wkwkwkk

    BalasHapus
  11. Saya setuju mbak, buku fiksi banyak membawa pengetahuan juga dengan gaya yang berbeda.

    BalasHapus
  12. Sebel banget sama orang yang ngatain kalau baca novel fiksi itu nggak ada manfaatnya dan bikin halu titik padahal novel fiksi juga punya banyak manfaat karena beberapa novel fiksi bahkan ada pengetahuan-pengetahuannya. Ya gitu bikin refreshing nambah kosakata dan manfaat lainnya kayak yang teh Eno sebutin di sini

    BalasHapus

Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.