Siapa nih yang masih sering terbolak-balik antara menulis feature dan menulis opini? Diminta membuat tulisan berbentuk feature, malah menulis opini.
Tenaaang, tenang. Kalian tidak
sendiri. Hehe … Tapi ya bukan berarti bisa dibiarkan. Apalagi kalau pekerjaan
sehari-hari memang menulis.
Workshop Menulis
Hari Kamis tanggal 16 Desember 2021,
Ada Resensi berkesempatan mengikuti acara Workshop Menulis. Diajak oleh
Komunitas BloggerHub.
Acara itu diadakan oleh PIP UMi
Kemenkeu RI dan Bisnis Indonesia, bertempat di Kalpa Tree Café, Bandung.
Merangkai Tulisan Menarik Melalui
Eksplorasi Angle, begitu temanya. Ada dua pembicara yang mengisi workshop menulis
ini.
Kedua pemateri tersebut adalah Rahayuningsih
(Wakil Pemimpin Redaksi bisnis.com) dan Diena Lestari (Redaktur Pelaksana
Bisnis Indonesia).
Menulis di Media Online
Menulis di media online sekarang
semakin marak, ya. Termasuk yang menulis di blog. Btw, biasakan pakai Blog Plan Agar Ngeblog Makin Cuan ya.
Banyak pula yang menulis lepas di
web-web berita yang menyediakan kanal khusus untuk netizen.
Memang udah zamannya juga, sih. Ya
kali mau tetap menulis di daun lontar seperti zaman Mpu Gandring.
Apa yang mesti diperhatikan jika kita
akan menulis di media online?
Mbak Ayu, begitu Rahayuningsih biasa
disapa, mengingatkan agar kita tidak melakukan copas dan plagiat, penghinaan,
dan pencemaran nama baik.
Big-big no!
Mbak Ayu menekankan perlunya
melakukan riset dan wawancara, baru kemudian menulis, mengedit, dan
memublikasikannya.
Informasi untuk bahan tulisan bisa
didapatkan dari berita, buku, serta situs resmi pemerintah dan perusahaan.
Riset pun jadi lebih mudah karena ada
Google yang siap membantu. Hanya saja perlu dicermati, informasinya valid atau
tidak. Jangan sampai tulisan kita malah ikut menyebarkan hoax.
“Cari informasi sebanyak-banyaknya,”
ujar Mbak Ayu.
Informasi yang didapat itu tidak akan
mubazir. Kalau tidak dipakai untuk tulisan yang sedang digarap, bisa dipakai
untuk tulisan yang lain. Bahkan, bisa memantik munculnya ide baru.
Sayangnya nih, sesi Mbak Ayu cuma
sebentar. Tapi sebelum menutup sesi, Mbak Ayu memberikan tips menulis di media
online.
Ini nih tips menulis dari Mbak Ayu.
Tips menulis feature untuk media online. |
Teman-teman yang suka ngeblog bisa nih menerapkan tips tersebut. Tentu saja, optimasi blog juga harus dilakukan agar banyak yang membaca tulisan Teman-teman.
Jangan lupa pakai foto atau
infografis, ya. Setidaknya ada 6 alasan kenapa artikel harus pakai foto.
Menulis Feature
Selesai ishoma, giliran Mbak Diena
Lestari yang memberi materi. “Menulis feature itu mudah,” ujar Redaktur
Pelaksana Bisnis Indonesia tersebut.
Emh … tapi bagi blogger yang biasa
nulis curhatan sesuka hati tuh susah loh, Mbaaak. Hihi….
Tulisan feature berbeda dengan berita
(straight news) dan opini. Bedanya apa? Bisa dilihat di infografis berikut ini.
Perbedaan tulisan berita dan feature. |
Selain yang disebutkan dalam infografis itu, tulisan feature memiliki karakteristik faktual dan tidak beropini. Feature menghindari subjektivitas berlebihan yang tidak didukung fakta.
Apa pun jenis tulisannya, bagian lead (pembuka) adalah bagian penting. Lead ini akan menentukan apakah pembaca akan membaca sampai tuntas atau berhenti di paragraf pertama dan pergi tanpa pesan.
Feature dan news memiliki karakteristik masing-masing. Namun, lead tetap harus menarik perhatian. Hindari membuat lead yang filosofis, pongah, dan yang berupa pertanyaan.
Contoh lead feature dan news dari
Mbak Diena nih.
Contoh lead pada feature dan news, |
Insya Allah jadi lebih paham, ya,
setelah menyimak contohnya.
Mau Menulis Feature?
Setelah menyimak materi dari dua wartawan
senior itu, merasa tertantang nggak sih untuk menulis feature?
Kata Mbak Diena nih, seorang penulis
feature mesti memiliki kemampuan ini:
- Memiliki imajinasi kuat dalam membaca masalah atau peristiwa penting.
- Terampil menentukan pola tulisan atau struktur agar memikat.
- Mampu berbahasa dengan baik, kreatif menggunakan kata dan menyusun kalimat.
- Mampu melakukan observasi.
- Pengetahuan umum yang luas.
Tentang kemampuan berbahasa itu, jadi
teringat UKBI, Uji Kemampuan Bahasa Indonesia
yang diadakan oleh Balai Bahasa. Pembicara publik, wartawan, dan penulis
termasuk profesi yang harus memiliki skor UKBI tinggi.
Nggak ada salahnya untuk rajin
membaca tulisan feature di bisnis.com untuk
mendapat gambaran lebih jelas. Setelah itu, mulai berlatih menulis feature.
Kapan berlatihnya?
Lebih baik sih mulai sekarang.
Soalnya bulan Januari nanti PIP UMi dan Bisnis Indonesia bakal bikin lomba
menulis feature. Total hadiahnya sampai Rp 53,5 juta. Widiiiiw. Penasaran banget, siiiih?
Salam,
aku masih suka baca feature di koran, kalau nggak salah terbit hari minggu, dan beneran enak dibacanya, nggak kayak berita yang berasa "hard sell", kadang kalau feature tuh berasa lebih humanis. Tapi masih maju mundur nulis feature, tapi tertantang
BalasHapusSaat magang jadi wartawan dulu aku paling menyukai menulis feature dan alhamdulillah tulisanku dinilai bagus.
BalasHapusWah bagus banget ini acaranya, januari mau coba ah nulis feature
BalasHapusWah, suatu tantangan nih aku kepengen bisa menulis feature :) Lebih terasa kesan lembutnya ya dan memang butuh waktu untuk berlatih supaya hasilnya bagus sekali dan enak dibaca.
BalasHapusSepertinya aku mesti belajar dari nol lagi, nih. Memahami dulu definisi dari feature dan opini. Kemudian mengingat-ingat bedanya, lalu berlatih menuliskannya. Astagaaa. Tampak mudah direncanakan begini. Praktiknya? Hmmm. Semoga kupraktikkan beneran.
BalasHapusWah masih PR banget buat aku nih untuk menulis feature
BalasHapusSeringnya melibatkan perasaan pribadi atau malah jadi terlalu kaku
Kudu latihan lebih banyak lagi
Aku pernah belajar soal tulisan feature wkt kuliah. Baca tulisan ini jadi refresh lagi. Mau ikutan ah lomba feature Januari, mau ngasah skill lagi nih.
BalasHapusMantul Teh, tipsnya bermanfaat banget. Buat nambah pengetahuanku kalau mau nulis feature yang baik. Bismillah semoga barokah!
BalasHapus