Sayangnya, tak semua pedagang buku di lokapasar ini jujur dan benar-benar dapat dipercaya. Di pasar online seperti Shopee, Tiktok, dan Tokopedia, buku bajakan bertebaran di mana-mana.
Berjualan buku ori di sana seperti didesak oleh kawanan serigala ke pinggir jurang.
Waduh, sampai sebegitunya!
Buku Bajakan di Marketplace
Sejak era lokapasar, penjualan buku bajakan memang semakin gila. Satu dilaporkan dan ditutup, muncul lagi yang lain.Potensi cuannya ada, pembelinya ada. Lihatlah komentar-komentar pembeli di toko buku bajakan. Banyak yang merasa gembira karena bisa membeli buku best seller dengan harga murah. “Burem dikit gpp, yang penting murah.”
Jadilah toko-toko buku bajakan di marketplace ini seperti kata peribahasa, patah tumbuh hilang berganti. Tiap kali dipatahkan (ditutup), tumbuh lagi yang baru. Tiap kali dihilangkan, muncul lagi gantinya.
Mengutip dari Ikapi, pembajakan buku tidak hanya bersumber dari penjual, tetapi juga pada antusiasme masyarakat pada buku-buku bajakan tersebut.
Kabar baiknya (meski seperti menabur sesendok gula di lautan), masih ada pembaca cerdas yang anti buku bajakan. Pembaca cerdas ini hanya mau membeli dan membaca buku ori.
Selain tampilan buku lebih berkualitas, mereka juga paham bahwa membeli buku bajakan sama saja membunuh para penulis dan penerbit secara perlahan.
Mereka pun paham bahwa membeli bajakan sama saja dengan membeli barang curian.
Mereka tahu seperti apa ciri-ciri buku bajakan secara fisik. Namun, karena membeli secara online, mereka tak bisa langsung memegang dan mengamati buku itu. Mereka hanya bisa percaya pada penjelasan si penjual.
Mengutip dari Ikapi, pembajakan buku tidak hanya bersumber dari penjual, tetapi juga pada antusiasme masyarakat pada buku-buku bajakan tersebut.
Kabar baiknya (meski seperti menabur sesendok gula di lautan), masih ada pembaca cerdas yang anti buku bajakan. Pembaca cerdas ini hanya mau membeli dan membaca buku ori.
Selain tampilan buku lebih berkualitas, mereka juga paham bahwa membeli buku bajakan sama saja membunuh para penulis dan penerbit secara perlahan.
Mereka pun paham bahwa membeli bajakan sama saja dengan membeli barang curian.
Mereka tahu seperti apa ciri-ciri buku bajakan secara fisik. Namun, karena membeli secara online, mereka tak bisa langsung memegang dan mengamati buku itu. Mereka hanya bisa percaya pada penjelasan si penjual.
Alhasil, mereka pun tertipu. Kata si penjual bukunya ori, tapi ketika bukunya datang ... eh, ternyata kw alias bajakan.
Ciri-Ciri Buku Bajakan di Marketplace
Untuk meminimalkan kemungkinan tertipu, ada beberapa ciri-ciri buku bajakan di marketplace yang perlu diketahui.1. Harga murah
Salah satu penyebab orang membeli buku bajakan adalah harganya yang murah.Kabar buruknya, ciri yang satu ini sudah dikenal luas, terutama oleh mereka yang memang senang membaca buku. Gara-gara itu, penjual buku bajakan pun menaikkan harga agar tidak terlalu jomplang dengan harga buku aslinya.
Ciri “harga murah” ini berlaku untuk buku best seller, buku baru terbit, dan buku yang bener-bener langka. Tidak berlaku untuk buku-buku terbitan beberapa tahun lalu yang dijual murah karena cuci gudang.
Sayangnya, marketplace oren terpantau asal-asalan soal ini. Offical Store Penerbit Indiva pernah dapat peringatan karena menjual buku dengan harga murah sehingga terindikasi buku bajakan.
Padahal, itu adalah buku terbitan mereka sendiri beberapa tahun lalu atau buku reject (ujung cover terlipat, kertas berbintik kuning kecokelatan, cover kotor, dsb).
Beberapa toko buku ori yang menjual buku dengan harga murah pun lenyap dari semesta oren. Di sisi lain, lapak yang menjual buku bajakan masih tumbuh subur.
2. Istilah
Istilah “buku bajakan” biasanya disamarkan dengan istilah lain seperti buku kw, buku non-ori, buku reprint, dan buku repro.Istilah boleh berganti, tetapi semuanya sama saja, sama-sama buku colongan alias bukan buku original.
Yang luar biasa menjengkelkan, ada juga yang mencantumkan keterangan buku “ori 100%” tetapi ternyata bajakan.
3. Deskripsi
Biasakanlah membaca deskripsi yang dicantumkan. Banyak penjual buku bajakan yang mencantumkan keterangan “buku non-ori” atau istilah sejenisnya. Ini udah jelas buku bajakan.Terindikasi buku bajakan juga jika ada keterangan:
- menggunakan kertas bookpaper,
- menggunakan kertas kuning (bukan HVS),
- tidak buram,
- isi lengkap,
- huruf nyaman dibaca
- jilidan kuat
Paham kan kenapa? Yes, karena ciri-ciri umum buku bajakan yang sudah diketahui banyak orang adalah menggunakan kertas buram atau kertas HVS, hurufnya mbleber dan bikin mata sakit, banyak halaman kosong, serta jilidannya tidak kuat.
Jadi, mereka ingin meyakinkan pembeli bahwa buku (bajakan) yang mereka jual mirip dengan buku aslinya.
4. Jumlah stok
Beberapa lapak penjual buku bajakan mencantumkan stok ratusan hingga ribuan eksemplar untuk satu judul buku. Sungguh jumlah yang sangat wow untuk sebuah toko buku antah-berantah.
Tapiiii, ada juga sih yang stoknya cuma sedikit. Mungkin karena mereka pintar menghindar agar tidak dicurigai. Mungkin juga karena mereka memang cuma mengambil sedikit eksemplar per judul agar bisa menyetok banyak judul buku bajakan.
5. Komentar
Si pembeli yang berkomentar itu mungkin tidak tahu bedanya buku ori dan buku bajakan. Bisa juga karena memang terbiasa membeli buku bajakan karena lebih murah dan tak pernah membeli buku ori.
Kolom komentar ditutup? Nah, itu lebih mencurigakan lagi.
Bagi penjual, testimoni pembeli adalah hal penting. Kalau kolom kementar sampai ditutup, berarti ada yang disembunyikan atau dihindari.
Usahakan juga mengecek buku-buku lain yang dijual toko tersebut. Kalau ada satuuu saja buku bajakan, pertimbangkan lagi untuk berbelanja di sana. Lebih baik sih langsung tinggalkan saja lapak itu.
Bagi penjual, testimoni pembeli adalah hal penting. Kalau kolom kementar sampai ditutup, berarti ada yang disembunyikan atau dihindari.
Usahakan juga mengecek buku-buku lain yang dijual toko tersebut. Kalau ada satuuu saja buku bajakan, pertimbangkan lagi untuk berbelanja di sana. Lebih baik sih langsung tinggalkan saja lapak itu.
Bagaimana jika tertipu dan terlanjur membeli buku kw itu? Meskipun kesal, Teman-teman yang menyesal membeli buku bajakan bisa melakukan beberapa hal, salah satunya dengan melaporkan toko tersebut karena menjual barang palsu.
Kalau kata Bu Susi Pudjiastuti, “Tenggelamkan!”
Paling aman memang membeli di official store toko buku besar seperti Gramedia dan Togamas, official store penerbit, dan toko milik penulisnya sendiri.
Namun jangan salah, ada juga toko-toko buku biasa yang hanya menjual buku-buku ori dengan harga diskon dan obral.
Butuh perjuangan sih buat menemukan toko-toko itu. Kalau sudah menemukan toko itu, pegang erat-erat seperti balon yang tinggal empat.
Penutup
Adanya marketplace memang sangat membantu mereka yang senang membaca buku ingin membeli buku tetapi tinggal jauh dari toko buku, tidak sempat ke toko buku, atau memang lebih nyaman berbelanja online.Namun, pembeli yang menginginkan buku ori harus ekstra hati-hati mengingat banyaknya penjual buku bajakan. Oleh karena itu, ciri-ciri buku bajakan di marketplace penting diketahui agar tak sampai membeli buku bajakan.
Next, Ada Resensi akan membahas tentang Bukan Buku Bajakan tapi Dijual Murah? Ini Sebabnya. Pastikan untuk membacanya, ya.
Terima kasih sudah membaca.
BalasHapus