Bukan Buku Bajakan tapi Dijual Murah? Ini Sebabnya

Semesta Buku Gramedia

Ciri-ciri buku bajakan yang paling umum diketahui adalah harganya yang murah. Bisa setengah dari harga aslinya, atau bahkan lebih murah lagi.

Akibatnya, banyak penjual buku murah yang dicurigai menjual buku bajakan.

Sistem di marketplace oren bahkan hantam kromo mendeteksi buku-buku murah sebagai buku bajakan. Satu demi satu toko buku yang menjual buku ori dengan harga miring di sana pun kena banned.

Konyolnya, official store penerbit dan official store toko buku besar pun ada yang dapat peringatan karena menjual buku murah, bahkan ada yang diblokir karenanya.

Di sisi lain, penjual buku bajakan semakin merajalela.

Buku Murah Tak Selalu Buku Bajakan

Sebagai pembeli, kita hendaknya lebih bijak dan berwawasan dalam menilai suatu buku tuh bajakan atau ori. Harga murah bukanlah satu-satunya penentu.

Ada banyak ciri-ciri buku bajakan di marketplace selain faktor harga, misalnya kualitas cetakan.

Di sisi lain, buku ori juga ada yang dijual dengan harga murah. Ini kesempatan banget buat kita yang memang gemar membaca dan berniat menyebarluaskan budaya membaca.

Buku Ori Dijual Murah

Ada beberapa faktor yang membuat buku ori baru (dalam arti bukan buku bekas, second, atau preloved) dijual dengan harga murah.

Berikut ini beberapa penyebab buku ori dijual dengan harga murah:

1. Tahun terbit buku

Buku ori yang dijual murah, terutama dari penerbit besar seperti Grup Gramedia dan Grup Mizan, adalah yang terbit sekitar 5 tahun yang lalu.

Kalau sekarang tahun 2025, berarti yang dijual murah adalah buku terbitan tahun 2020, 2019, 2018, dan seterusnya.

Buku yang baru terbit tidak dijual murah karena penerbit dan penulis bukanlah sedang kerja bakti.

Zalim rasanya jika buku baru saja terbit sudah didesak supaya dijual dengan harga obral. Penerbitnya saja belum dapat keuntungan, penulisnya juga belum dapat satu rupiah pun dari hasil karyanya, eh sudah diperas (secara tidak langsung) oleh mereka yang mengaku cinta literasi.

2. Slow selling

Setiap penerbit memiliki target penjualan tersendiri. Faktanya, penerbit buku memang bisnis yang mencari keuntungan.

Penerbit butuh uang untuk melanjutkan produksi, membayar biaya operasional (misalnya listrik, air, telepon), dan membayar gaji karyawan.

Buku-buku yang penjualannya terlampau lambat dan tak kunjung memenuhi target penjualan, setelah beberapa tahun akan dijual dengan harga murah.

Penerbit-penerbit seperti Grup Gramedia, Grup Mizan, dan Penerbit Haru kerap mengadakan event cuci gudang untuk mengeluarkan stok buku lama yang tak habis terjual.

3. Edisi lama vs edisi terbaru

Buku ori murah
Cuci gudang adalah kesempatan emas untuk membeli buku dengan harga murah.

Sebuah buku original juga bisa dijual murah karena penerbit sedang mempersiapkan edisi terbaru atau edisi revisi dari buku tersebut.

Edisi baru atau edisi revisi ini berbeda dengan cetak ulang ya, Gaes. Pada cetak ulang, tak ada perbedaan isi antara terbitan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.

Sementara itu, pada edisi baru atau edisi revisi terdapat perubahan pada isinya, baik pada teks maupun ilustrasi. Mungkin ada bagian naskah yang diperbaiki, dihilangkan, atau dilengkapi.

Dalam event Semesta Buku akhir 2023 sampai awal 2024, beberapa judul buku komik anak muslim (harga normal sekitar Rp100.000), diobral dengan harga sekitar 10-30 ribu rupiah.

Tidak lama kemudian, edisi revisi dari buku yang sama sudah bertengger di rak buku Gramedia dengan harga normal.

4. Cacat pada buku

Cacat pada buku bisa terjadi pada berbagai tahapan, seperti:

  • proses produksi, misalnya ada halaman kosong atau terbalik.
  • proses distribusi, misalnya buku tertekuk dan robek karena pengemasan yang kurang optimal atau kecerobohan SDM di lapangan.
  • ketika sudah di toko, misalnya cover buku yang kusam dan lecek atau lembaran isi yang terlipat karena dibuka dan dibaca oleh pengunjung toko.

Di marketplace, Tere Liye Official juga kerap menjual murah buku-buku yang diretur oleh pembeli (biasanya pembeli dengan sistem COD). Perjalanan bolak-balik dengan ekspedisi kadang membuat kondisi buku tak semulus ketika pertama kali dikirim.

5. Sisa toko

Tidak hanya penerbit, toko buku juga bisa melakukan cuci gudang. Harga tentu saja miring, tetapi sering dengan kondisi seadanya.

Kondisi seadanya itu seperti kertas sudah menguning atau berbintik kecokelatan karena proses oksidasi, serta cover berdebu dan kotor.

Toko Buku BBC (Bandung Book Center) kerap mengadakan event yang menjual buku-buku seperti ini.

Jika tak keberatan dengan kondisi buku yang seadanya itu, kita malah bisa menemukan buku-buku lawas yang sudah sulit ditemukan di tempat lain.

6. Bangkrut

Ketika suatu penerbit atau toko buku bangkrut dan pamit selamanya dari dunia perbukuan, maka stok buku yang masih ada akan dijual obral.

Jual obral ini bisa dilakukan di toko atau gudang (sebelum tutup permanen) dan dijual secara online. Ada yang dijual eceran, ada pula yang borongan.

Pembeli eceran biasanya konsumen akhir (untuk dibaca sendiri) atau jastiper. Pembeli borongan biasanya pedagang buku. Harga borongan jauh lebih murah daripada eceran, tetapi tak bisa memilih jenis dan judul bukunya.

7. Hasil buruan jastiper

Beberapa tahun belakangan ini pameran buku, obral di toko buku, atau cuci gudang, selalu diramaikan oleh jastiper.

Jastiper buku umumnya membelikan buku-buku pesanan anggota grup jastipnya. Namun, mereka juga sering membeli buku-buku murah yang bukan titipan sebagai stok.

Selain itu, tak jarang jastiper juga memiliki kelebihan stok gara-gara ada anggota jastip yang tak bertanggung jawab.

8. Menangkal pembajakan buku

Buku Gramedia murah dan ori
Manfaatkan diskon untuk membeli buku.

Indonesia darurat pembajakan buku. Selain penulis, penerbit buku adalah salah satu pihak yang sangat dirugikan oleh pembajakan buku.

Mengadakan event buku murah secara berkala merupakan salah satu cara untuk menangkal pembajakan buku. Dalam event tersebut, konsumen bisa membeli buku-buku bagus dan original dengan harga diskon, atau bahkan harga obral.

Mengapa tidak sepanjang waktu saja menjual buku dengan harga murah?

Tidak bisa begitu ya, Gaes. Bagaimana pun, penerbitan adalah sebuah bisnis yang mencari laba. Banyak orang yang bekerja secara profesional di dalamnya dan mencari nafkah di sana.

Penulis buku misalnya. Mereka mendapatkan royalti 10% dari harga buku yang terjual (dipotong pajak). Namun, jika buku terjual dengan harga obral, penulis buku hanya akan mendapat hikmahnya.

Baca Juga: Lakukan Ini Jika Menyesal Membeli Buku Bajakan

Penutup

Buku bajakan biasa dijual dengan harga lebih murah daripad buku aslinya. Namun, tidak semua buku yang dijual murah adalah buku bajakan.

Ada berbagai penyebab buku ori pun dijual murah, di antaranya karena buku tersebut adalah terbitan lama, serta cuci gudang yang diadakan oleh penerbit atau toko buku.

Terima kasih banyak untuk Teman-teman yang selalu membeli buku-buku original. Semoga rezeki Teman-teman selalu lancar jaya.

Next, Ada Resensi akan membahas tentang E-Book Bajakan, Murah Meriah Tidak Berkah

5 komentar

  1. Buku murah biasanya di isi oleh terbitan lama dan isinya kurang relevan dengan kondisi saat ini. Contohnya, buku - buku seri pengetahuan dan IT.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu juga bisa. Dari informasi yang pernah didapat AdaResensi, buku-buku IT termasuk yang cepat basi dan masuk daftar pemusnahan setelah sekian waktu belum habis terjual.

      Hapus
  2. Ternyata ada alasan logis di balik harga murahnya, jadi bukan selalu bajakan ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Kak. Nggak bisa kalau hanya berpatokan pada harga.

      Hapus

Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.