Siapa yang tak ingin memiliki mata sehat dan indah. Dengan kondisi mata yang prima, kita dapat mudah membaca buku, belajar, bekerja, melakukan berbagai aktivitas, menatap orang-orang tersayang, dan melihat keindahan dunia.
Namun, mata juga kerap mengalami masalah seperti kelainan refraksi mata yang membuat penglihatan menjadi tidak jelas.
Berbagai cara dilakukan untuk mengoreksi masalah kelainan mata ini. Mulai dari penggunaan kacamata hingga operasi lasik.
Beberapa waktu lalu Ada Resensi berbincang dengan seorang optisian. Menurutnya, selama masa pandemi jumlah orang yang datang ke optik karena membutuhkan kacamata minus menjadi lebih banyak. Bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Hal itu juga dibenarkan oleh Dr. dr. Feti Karfiati Memed, Sp.M(K), M.Kes. dalam DetikHealth (2024). Menurutnya, selama pandemi corona terjadi peningkatan kasus miopia atau rabun jauh pada anak-anak. Penyebabnya adalah penggunaan gadget yang berlebihan, atau bahkan tidak terkontrol.
Apa itu kelainan refraksi mata?
Refraksi adalah proses ketika cahaya masuk ke mata dan difokuskan oleh retina. Ketika terjadi gangguan, cahaya tidak bisa terfokus dengan baik, sehingga penglihatan menjadi buram.
Berikut ini adalah beberapa jenis kelainan refraksi pada mata:
Kondisi ini sering dialami anak-anak dan remaja. Tanpa tindakan yang tepat, rabun jauh bisa semakin parah ketika usia bertambah.
Silindris perlu mendapat penanganan yang tepat karena jika dibiarkan terus-menerus dapat memicu sakit kepala yang kronis.
Normalnya, elastisitas itulah yang membuat mata kita dapat fokus melihat suatu objek pada jarak yang berbeda-beda.
Ketika elastisitas lensa mata berkurang, maka penglihatan pun menjadi terganggu, terutama untuk melihat objek yang berada pada jarak dekat.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, seperti dikutip oleh KMN EyeCare menyebutkan bahwa ada 2,2 miliar orang yang memiliki gangguan pada penglihatannya.
Apa penyebab kelainan refraksi?
Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab, di antaranya adalah:
Sebagian besar faktor penyebab tersebut tidak dapat kita kendalikan. Namun, kita masih bisa mengendalikan faktor lingkungan dan gaya hidup demi kesehatan mata.
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Pergi ke Dokter Kandungan?
Beberapa waktu lalu Ada Resensi berbincang dengan seorang optisian. Menurutnya, selama masa pandemi jumlah orang yang datang ke optik karena membutuhkan kacamata minus menjadi lebih banyak. Bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Hal itu juga dibenarkan oleh Dr. dr. Feti Karfiati Memed, Sp.M(K), M.Kes. dalam DetikHealth (2024). Menurutnya, selama pandemi corona terjadi peningkatan kasus miopia atau rabun jauh pada anak-anak. Penyebabnya adalah penggunaan gadget yang berlebihan, atau bahkan tidak terkontrol.
Mengenal Kelainan Refraksi Mata
Masalah kelainan refraksi mata ini ada banyak sekali di sekitar kita. Bahkan mungkin kita sendiri pun mengalaminya.Apa itu kelainan refraksi mata?
Refraksi adalah proses ketika cahaya masuk ke mata dan difokuskan oleh retina. Ketika terjadi gangguan, cahaya tidak bisa terfokus dengan baik, sehingga penglihatan menjadi buram.
Berikut ini adalah beberapa jenis kelainan refraksi pada mata:
1. Rabun jauh (miopia)
Kita umum mengenalnya sebagai mata minus. Pada jenis ini, mata dapat melihat jelas objek yang dekat tetapi tidak jelas ketika melihat objek yang jauh.Kondisi ini sering dialami anak-anak dan remaja. Tanpa tindakan yang tepat, rabun jauh bisa semakin parah ketika usia bertambah.
2. Rabun dekat (hipermetropia)
Kondisi ini menyebabkan kesulitan melihat objek yang dekat, seperti huruf-huruf di buku. Hipermetropia bisa terjadi pada anak-anak, bahkan dapat pula sejak lahir.3. Mata silinder (astigmatisme)
Secara umum, kita biasa menyebut astigatisme ini sebagai silindris. Dengan kondisi mata seperti ini, penglihatan menjadi buram, baik untuk melihat jauh maupun dekat.Silindris perlu mendapat penanganan yang tepat karena jika dibiarkan terus-menerus dapat memicu sakit kepala yang kronis.
4. Mata tua (presbiopia)
Biasanya terjadi setelah usia 40 tahun karena elastisitas lensa mata yang semakin berkurang.Normalnya, elastisitas itulah yang membuat mata kita dapat fokus melihat suatu objek pada jarak yang berbeda-beda.
Ketika elastisitas lensa mata berkurang, maka penglihatan pun menjadi terganggu, terutama untuk melihat objek yang berada pada jarak dekat.
Penyebab Kelainan Refraksi
![]() |
Pemeriksaan mata. |
Badan Kesehatan Dunia, WHO, seperti dikutip oleh KMN EyeCare menyebutkan bahwa ada 2,2 miliar orang yang memiliki gangguan pada penglihatannya.
Apa penyebab kelainan refraksi?
Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab, di antaranya adalah:
- Bentuk kornea mata yang terlalu datar. Hal inilah yang kerap menjadi penyebab hipermetropia.
- Bola mata terlalu panjang atau terlalu pendek sehingga jatuhnya cahaya tidak tepat di retina.
- Faktor genetik (keturunan).
- Faktor usia.
- Faktor lingkungan dan gaya hidup, seperti penggunaan gawai dalam waktu lama, atau membaca di ruangan yang minim cahaya.
- Penyakit, seperti glaukoma dan diabetes.
Sebagian besar faktor penyebab tersebut tidak dapat kita kendalikan. Namun, kita masih bisa mengendalikan faktor lingkungan dan gaya hidup demi kesehatan mata.
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Pergi ke Dokter Kandungan?
Operasi Lasik
Memiliki gangguan penglihatan bukan hal menyenangkan. Aktivitas sehari-hari pun akan terganggu karenanya.Apa yang dapat digunakan untuk memperbaiki kelainan refraksi?
Yang paling umum dilakukan adalah mengenakan kacamata atau lensa kontak.
Meskipun membuat penglihatan lebih terang dan fokus, bagi sebagian orang penggunaan kacamata atau lensa kontak juga dapat menghambat aktivitas.
Metode lain yang menjadi pilihan dalam mengatasi gangguan penglihatan adalah operasi lasik. Prosedur ini memperbaiki bentuk kornea sehingga cahaya bisa jatuh tepat di retina.
Operasi lasik hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan tidak memerlukan rawat inap.
Namun, tidak semua penderita kelainan refraksi mata boleh menjalani operasi lasik. Selain harus berusia minimal 18 tahun, ada serangkaian prosedur dan pemeriksaan yang harus dijalani. Mulai dari kondisi mata, hingga kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Operasi lasik ini menjadi pilihan Vincent Kosasih (atlet basket) dan Timotius Mulyadi alias Timboi (atlet renang) agar lebih mudah beraktivitas.
Timboi bahkan mengungkapkan bahwa memutuskan operasi lasik di KMN EyeCare adalah investasi terbaik yang pernah ia lakukan
Begitu juga dengan Jerry Andrean. Juara Master Chef Indonesia musim ketujuh ini mengaku kerap mengalami masalah dengan kacamata dalam aktivitasnya sebagai chef.
Salah satunya adalah kacamata berembun ketika sedang memasak. Setelah menjalani operasi lasik di KMN EyeCare, kendala tersebut teratasi sepenuhnya.
Memiliki mata yang sehat dan dapat melihat jelas adalah harapan semua orang, tetapi beberapa kondisi membuat penglihatan menjadi tidak fokus dan buram.
Menggunakan kacamata dan lensa kontak yang sesuai dapat membantu agar penglihatan menjadi lebih jelas.
Pada kondisi tertentu, operasi lasik menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi kelainan refraksi mata sehingga penglihatan menjadi jernih sempurna.
Referensi
Namun, tidak semua penderita kelainan refraksi mata boleh menjalani operasi lasik. Selain harus berusia minimal 18 tahun, ada serangkaian prosedur dan pemeriksaan yang harus dijalani. Mulai dari kondisi mata, hingga kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Operasi lasik ini menjadi pilihan Vincent Kosasih (atlet basket) dan Timotius Mulyadi alias Timboi (atlet renang) agar lebih mudah beraktivitas.
Timboi bahkan mengungkapkan bahwa memutuskan operasi lasik di KMN EyeCare adalah investasi terbaik yang pernah ia lakukan
Begitu juga dengan Jerry Andrean. Juara Master Chef Indonesia musim ketujuh ini mengaku kerap mengalami masalah dengan kacamata dalam aktivitasnya sebagai chef.
Salah satunya adalah kacamata berembun ketika sedang memasak. Setelah menjalani operasi lasik di KMN EyeCare, kendala tersebut teratasi sepenuhnya.
Penutup
![]() |
Membaca buku jadi lebih menyenangkan. |
Memiliki mata yang sehat dan dapat melihat jelas adalah harapan semua orang, tetapi beberapa kondisi membuat penglihatan menjadi tidak fokus dan buram.
Menggunakan kacamata dan lensa kontak yang sesuai dapat membantu agar penglihatan menjadi lebih jelas.
Pada kondisi tertentu, operasi lasik menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi kelainan refraksi mata sehingga penglihatan menjadi jernih sempurna.
Referensi
- DetikHealth. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7576260/duh-angka-rabun-jauh-pada-anak-meningkat-usai-pandemi-ini-biang-keroknya. Diakses tanggal 26 Juni 2025.
- KMN EyeCare. https://www.klinikmatanusantara.com/id/ketahui-lebih-lanjut/info-kesehatan-mata-dari-kmn-eyecare/ Diakses tanggal 27 Juni 2025.
Tidak ada komentar
Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.