Hijab for Sisters

Kerja Penulis Itu Apa Saja?

 

Kerja penulis itu apa saja

“Enak ya menjadi penulis, kerja penulis kan cuma ngayal, ketak-ketik bentar, trus jadi duit.”

Aamiiin… Ya Mujibassailiin …. Mari kita aminkan beramai-ramai, semoga Allah kabulkan.

Dinyinyirin kerja enak, santai, ngayal doang, lalu jadi uang. Ya sudah, aminkan saja. Bukankah memang itu harapan kita?

 

Kerja Penulis

Kebanyakan penulis bekerja lepas alias freelance. Tidak terikat pada kantor tertentu.

Kerja penulis freelance ini memang terlihat santai banget. Seperti nggak kerja tapi duitnya dapat.

Ujaran “kerja penulis cuma ngayal dan santai” biasanya karena ketidakpahaman mengenai pekerjaan seorang penulis.

Sama sajalah dengan ketidakpahaman kita pada pekerjaan orang lain di luar bidang yang kita tekuni.

“Enak ya jadi dokter. Meriksa bentar doang langsung dapat duit banyak. Pantesan cepat kaya.”

“Enak ya jadi pengusaha. Bisa nyantai-nyantai tapi duitnya banyak.”

“Enak ya jadi Raffi Ahmad. Cuma tampil doang di TV tapi bisa tajir gitu.”

“Enak ya jadi guru, banyak liburnya, tapi gajian jalan terus.”

Sawang sinawang, kalau kata orang Jawa. Membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain, menganggap hidup orang lain lebih enak daripada kita.

Yang kita lihat adalah apa yang ada di depan layar. Di balik layarnya gimana kan kita tidak tahu.

Lalu, bagaimana kerja penulis yang nggak terlihat oleh publik?

Baca Juga: Para Penulis Ini adalah Dokter

 

Macam-Macam Penulis

Kerja penulis freelance
Ada macam-macam penulis. Semuanya harus menulis. Foto: Pixabay


Sebelum Ada Resensi membawa kalian mengintip ke balik layar, kita bahas dikit tentang macam-macam penulis.

Jauh sebelum zaman smartphone, pekerjaan sebagai penulis sudah ada.

Ada penulis cerpen, novel, dan puisi. Ada penulis artikel populer dan ilmiah. Ada penulis buku pelajaran, penulis buku kesehatan, penulis buku parenting, penulis buku resep, penulis skenario, penulis naskah iklan (copywriter), dan macam-macam lagi.

Seiring zaman, media untuk menulis pun bertambah. Jenis-jenis penulis pun bertambah.

Misalnya, sekarang ada blogger, content writer, dan SEO writer. Ragam penulis yang tak terbayang akan ada ketika Ma Huan bekerja sebagai juru tulis bagi Laksamana Cheng Ho.

 

Mengenal Kerja Penulis

Di balik yang terlihat enak dan santai tapi dapat uang terus, begini yang kerap terjadi di balik layar seorang penulis.

1. Belajar

Betul, belajar. Baik tentang ilmu menulisnya itu sendiri maupun tentang materi yang akan ditulis.

Bisa belajar dari buku-buku. Bisa belajar dengan mengikuti webinar. Bisa belajar dengan mengikuti kelas-kelas menulis.

Ada kelas dan webinar gratis, ada yang berbayar. Tapi segratis-gratisnya juga perlu modal untuk beli kuota.

Kalau kamu penulis cerpen di koran atau penulis buku teks pelajaran, tidak urgenlah belajar SEO. Beda kalau kamu content writer atau blogger.

Dokter spesialis kulit juga tidak belajar mencabut gigi, kan?

 

2. Riset

Macam-macam jenis risetnya. Mulai dari membaca banyak buku dan artikel untuk bahan tulisan, sampai melakukan wawancara dan riset ke lapangan.

Bisa ke lapangan bola (siapa tahu sedang menulis artikel atau cerita anak tentang sepak bola, kan?), ke pasar, ke air terjun, ke permukiman kumuh, ke pasar loak, atau ke tempat-tempat lainnya.

Riset juga bisa dilakukan dengan membaca. Idealnya sih penulis novel, blogger, content writer, dan sebagainya harus rajin membaca. Membaca adalah asupan nutrisi.

Memantau lini masa media sosial pun bisa menjadi riset, minimal untuk mendapat ide.

 

3. Menulis

Kerja penulis content writer
Pekerjaan utama penulis adalah menulis. Foto: Pixabay


Nah, ini pekerjaan utama penulis, apa pun jenis dan media tulisannya.

Kita tidak akan menjadi novelis kalau tidak pernah menulis novel. Tidak akan menjadi blogger kalau tidak menulis di blog.

Kecepatan menulis setiap penulis berbeda-beda. Ada yang seperti Gundala Putra Petir, ada yang seperti Tiga Manula Jalan-Jalan.

Kalau tentang kesulitannya, tiap jenis tulis memiliki tantang dan kesulitan masing-masing. Ojo dibanding-bandingke.

Baca Juga: Blog Plan, Biar Ngeblog Makin Cuan

 

4. Swasunting

Swasunting alias self editing juga merupakan salah satu kerja penulis. Nggak bisa diserahkan pada Pesulap Merah.

Naskah yang akan dipublikasikan di blog, naskah yang akan dikirim ke penerbit, dan sebagainya harus melalui tahap swasunting ini.

Cek lagi, datanya udah bener atau belum. Penulisan nama sudah tepat atau belum. Typo sudah bersih atau masih seperti bintang kecil yang amat banyak menghiasi angkasa.

Penulis mesti menguasai bahasa yang digunakannya untuk menulis. Di Indonesia, penulis termasuk salah satu profesi yang harus mendapatkan skor (minimal) unggul dalam Uji Kemahiran Bahasa Indonesia.

 

5. Revisi tulisan

Merevisi tulisan juga menjadi salah satu pekerjaan penulis. Rasanya, sih, sudah menulis dan melakukan swasunting sebaik mungkin, tetapi ternyata ada saja yang butuh direvisi.

Ada yang hanya butuh revisi minor alias sedikit aja. Ada yang revisi besar-besaran.

Revisi minor sih gampang dan bisa dikerjakan dengan cepat. Revisi mayor kadang-kadang lebih capek daripada menulis dari awal.

Dalam penulisan novel, revisi besar itu biasanya kalau editor menemukan bagian-bagian cerita yang tidak sinkron, ada kebolongan dalam alur, konflik yang kurang tajam, atau ending yang terlalu kilat khusus.

 

6. Kejar deadline

Deadline memicu adrenalin dan stres. Foto: Pixabay.


Kejar deadline ini sepertinya paling akrab dengan penulis. Sering diidentikkan dengan begadang, padahal kenyataannya nggak selalu begitu.

Banyak penulis jenis morning person yang lebih suka kerja pada pagi hari dan jam 9 malam sudah tidur.

Kejar deadline ini bisa jadi karena menunda pekerjaan sampai saat-saat terakhir dengan alasan adrenalin akan lebih terpacu.

Namun, ada yang mepet deadline karena mengerjakan tulisan lain yang deadline-nya lebih cepat (dan honornya lebih lancar).

Kenapa tidak selesaikan satu pekerjaan dulu, baru kemudian terima pekerjaan lain?

Hm, kerja penulis freelance itu tidak seperti pegawai kantoran XYZ  yang kerja nggak kerja tetap dapat gaji.

Bagi freelancer seperti content writer, seberapa yang didapat ditentukan oleh (salah satunya) seberapa banyak pekerjaan yang didapat dan diselesaikan.

Begitu juga dengan blogger, baik yang berfokus pada topik tertentu seperti blogger kesehatan atau blogger palugada.

Kejar deadline sampai begadang,ngopi bergelas-gelas sehari, dan kurang gerak (karena mantengin laptop terus) seperti ini jelas berisiko pada kesehatan.

 

Beginilah Kerja Penulis

Di luar 6 poin itu, penulis juga kerap mempunyai pekerjaan lain yang terkait menulis.

Misalnya promosi buku, talkshow, seminar kepenulisan, mengurus media sosialnya sebagai bagian dari branding, dan sebagainya.

Tapi banyak juga sih penulis yang mempunyai pekerjaan lain yang tak terkait dengan menulis.

Demi apa?

Demi hidup sejahtera lahir batin, tentunya.

Jadi, kalau ada yang julid berkomentar “Enak banget yaaa jadi kerja penulis. Cuma ngayal dan ketak-ketik bentar trus dapat duit”, senyumin dan aminkan saja.

 

Cheers,

Ada Resensi


1 komentar

  1. Kalau menulis semudah yang diomongkan, semua orang pasti senang menulis ya mba. Tapi kan tidak.
    Kalau ngaku bloger ada lagi celutukan yg agak bikin gimana, "karena kebanyakan waktu luang, gak tau mau ngapain di rumah". Hadeh.
    Terima kasih berbagi tips apa saja yang dilakukan penulis mba.

    BalasHapus

Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.