Hijab for Sisters

Novel Indonesia tentang KDRT

 Novel Indonesia tentang KDRT

Tema KDRT alias Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam novel Indonesia bukan sesuatu yang baru. Dengan kata lain, sejak dulu juga sudah ada yang mengangkatnya ke dalam novel.

Platfom penulisan novel online membuat cerita-cerita bertema KDRT marak. Cerita seperti itu ternyata menarik perhatian pembaca.

Bisa jadi karena mengaduk-aduk emosi, bisa jadi karena kesamaan pengalaman tapi tidak berani speak up, bisa jadi karena (amit-amit ini mah) senang melihat penderitaan orang lain.

Baca Juga: Novel tentang Anak Berkebutuhan Khusus

 

Novel KDRT Mengangkat Realitas

Bagi sebagian orang, KDRT itu tidak ada. Mereka menganggap dibanting, dicekik, dilempar ulekan batu, ditampar, hubungan se**ual yang tidak lazim, dan sebagainya adalah hal biasa dalam kehidupan rumah tangga.

Mereka menganggap perlakuan tersebut sebagai bumbu-bumbu cinta yang akan menambah keharmonisan rumah tangga.

Mereka menganggap KDRT hanyalah cerita fiksi, tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

Padahal, hukum negara dan hukum agama melarang perbuatan seperti itu. Yang namanya larangan, kalau dilanggar pastinya ada hukuman, kan?

Ada banyak KDRT terjadi di sekitar kita. Bukan hanya suami pada istri tetapi juga istri pada suami, ayah pada anak, ibu pada anak, paman pada keponakan, dan sebagainya yang masih dalam lingkup keluarga.

Cobalah sebentar ketikkan “Kasus KDRT” di Google. Berita-berita yang muncul sungguh luar biasa. Bikin istigfar, bikin paranoid. Mengerikan!

Gia Pratama, dokter yang juga penulis, pernah bercerita tentang pengalamannya ketika koas di RSUD Serang.

Ketika jaga di IGD, seorang perempuan dibawa masuk dengan kondisi babak belur, terutama di bagian tangan dan wajah. Jatuh, kata perempuan itu.

Mata dokter langsung tahu lah ya bentukan luka akibat jatuh dengan akibat digebukin.

Si adik yang mengantar pun menyanggah keras penyataan kakaknya. Mengatakan babak belur itu akibat digebukin oleh suami kakaknya.

Akhirnya si kakak mengaku, tetapi tidak mau memperpanjang urusan itu ke ranah hukum. Katanya, si suami sudah minta maaf, sudah mencium kakinya sambil nangis-nangis dan bilang cinta.

Seminggu kemudian, dr. Gia Pratama kembali bertemu perempuan itu. Pertemuan kedua terjadi di ruang jenazah. Ya, si perempuan datang sebagai jenazah yang akan divisum.

Hasil visumnya menunjukkan ada luka lebam, luka robek, dan patah beberapa tulang iga yang menusuk ke jantung.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga memang nyata adanya dan nyawa menjadi taruhannya.

Kenyataan pilu tentang kasus KDRT (yang bukan baru terjadi 1-2 tahun ini saja) mengilhami beberapa novelis. Lahirlah novel-novel bertema KDRT.

Baca Juga: Kisah Korban Bullying di Sekolah

 

Novel Indonesia tentang KDRT

Lalu, apa saja novel Indonesia yang mengangkat KDRT sebagai tema utama?

Ada Resensi mencatat tiga novel Indonesia yang mengusung tema KDRT. Kalau Teman-teman tahu judul novel lainnya yang bertema KDRT, silakan komen di bawah ya.

1. Nyai Dasima

Nyai Dasima, novel Indonesia tentang KDRT
Berbagai versi Nyai Dasima.


Pada awalnya, cerita Nyai Dasima ini bukan berbentuk novel. Kata Pramoedya Ananta Toer cerita Nyai Dasima ini kemungkinan berasal dari syair cerita berlatar Betawi tahun 1813 dalam buku Njai Dasima karya Lie Kim Hok.

Versi novelnya ada yang ditulis oleh SM Ardan, ada pula oleh Rahmat Ali.

Dikisahkan, Nyai Dasima adalah seorang perempuan cantik yang menjadi simpanan Edward William. Hidupnya terjamin sejahtera bergelimang harta. Namun, posisi sebagai gundik membuat Dasima kerap dihina oleh para nyonya Eropa.

Karena campur tangan Mak Buyung, Dasima kemudian meninggalkan Edward dan putri mereka. Ia menikah dengan Bang Samiun.

Sayang, pernikahan itu menjadi neraka bagi Dasima.Ia diperlakukan sebagai budak. Ia tak mendapat makan dan minum yang layak. Ia pun dikurung di rumah.

Dasima akhirnya menuntut cerai dan minta harta yang dibawanya dulu dikembalikan padanya.

Mendengar tuntutan itu, Samiun meminta Bang Puase untuk membunuh Dasima. Jenazah Nyai Dasima kemudian dibuang ke Sungai Ciliwung.

Cerita Nyai Dasima ini sudah beberapa kali diangkat menjadi drama dan film.

Baca Juga: Buku yang Cocok untuk Me Time

 

2. Keluarga Permana

Novel lawas Keluarga Permana
Novel lawas tentang KDRT, berjudul Keluarga Permana.


Novel karya Ramadhan K.H ini merupakan salah satu peraih penghargaan dalam sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 1976.

Novel ini kemudian diterbitkan pertama kali pada tahun 1978 oleh Penerbit Dunia Pustaka Jaya.

Seperti judulnya, novel Keluarga Permana  berkisah tentang kehidupan Permana bersama Saleha sang istri dan putri mereka yang bernama Ida.

Semula kehidupan mereka baik-baik saja. Namun, semua berubah ketika Permana di-PHK. Secara ekonomi tak terlalu bermasalah karena Saleha bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan.

Namun, tidak secara psikologis. Kehilangan jabatan dan menjadi pengangguran membuat Permana berubah menjadi sosok pemarah dan kasar.

Permana kerap mencaci-maki dan menampar Saleha. Ida pun tak luput dari pukulan dan cambukan sang ayah.

Suatu ketika Ida hamil di luar nikah  Permana dan Saleha memaksa Ida menggugurkan kandungannya.

Buku lawas ini sudah tidak ada di toko buku biasa. Tapi mungkin ada buku bekasnya di toko buku online. Simak dulu di sini:  Tips Belanja Buku Online.

Atau kalau Teman-teman tinggal di Bandung, barangkali bisa menemukan dan menyewa novel lawas ini di T.B Hendra, Taman Baca Legendaris di Bandung.

 

3. Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya

Novel Ibuku Tak Menyimpan surga di Telapak Kakinya
Novel Indonesia tentang KDRT orangtua kepada anaknya sendiri.


Novel terbitan Diva Press tahun 2012 ini berkisah tentang KDRT yang dilakukan ibu kepada anaknya.

Adalah Amelia Citra yang sejak kecil selalu dianiaya oleh ibunya. Ia pernah dilempar batu ulekan dan pisau oleh ibunya. Untungnya, ia berhasil mengelak. Tak terhitungan pukulan dan caci maki yang diterimanya sejak kecil.

Untuk urusan mengambil rapor, Amelia selalu minta tolong pada kakek tua di mushala. Setelah kakek itu meninggal, rapor Amelia diambilkan oleh seorang mantan residivis yang kasihan pada Amelia.

Setelah Amelia lulus SMA, sang ibu menjadikan Amelia mesin uang. Caci makinya berhamburan jika merasa uang yang diberikan Amelia terlalu sedikit.

Demi hidup enak, sang ibu tega menjodohkan Amelia dengan seorang pemabuk, penjudi, sekaligus pezina. Tentu, ada uang sang ibu yang diterima dari si pemabuk. Namun, Amelia berhasil melarikan diri.

Selain Amelia, dalam novel ini pun ada Santi. Sahabat Amelia ini tak pernah mengenal orangtua kandungnya. Dua puluh lima tahun lalu, seorang gelandangan menemukan Santi yang masih bayi di selokan. Gelandangan itu kemudian menyerahkan Santi ke panti asuhan.

Novel "Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya" ini diendors oleh Shahnaz Haque, selebriti yang merupakan menantu Ramadhan K.H.

 

KDRT pada Wanita

Meskipun ada laki-laki yang menjadi korban KDRT, tetapi wanita dan anak-anaklah yang paling rentan menjadi korban. Baik itu kererasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, maupun kekerasan verbal.

Kalau tiga novel Indonesia di atas mengangkat cerita KDRT pada wanita, itu tak berlebihan. Pada kenyataannya memang demikianlah yang kerap terjadi dalam masyarakat kita.

Menulis novel merupakan cara pengarang untuk berekspresi, mengungkapkan perasaan dan pemikirannya. Mencurahkan keprihatinan atas fenomena sosial. Menyelipkan harapan bahwa di masa depan kehidupan akan menjadi lebih baik.

Stop KDRT!

 

Referensi: 

  • https://www.academia.edu/8339733/KEKERASAN_DALAM_RUMAH_TANGGA_KDRT_DI_DALAM_SASTRA_INDONESIA
  • http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Keluarga_Permana
  • http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Nyai_Dasima

 

Salam,

Ada Resensi

4 komentar

  1. sudah banyak karya sastra baik dari masa lampau hingga masa kini yang bercerita tentang kekerasan dalam rumah tangga ini. KDRT tidak dibenarkan dan harus ditindak, karena manusia diciptakan bukan untuk jadi korban atau budak pasangannya.

    BalasHapus
  2. sekarang kasus KDRT mulai berani speak up, semoga makin banyak perempuan banget dari kisah pilu KDRT ya, dengan baca novel biar membuka wawasan perempuan lainnya untuk mandiri dan kuat berani bicara.

    BalasHapus
  3. Baru baca review buku2nya sudah merasa sedih ... semoga dengan banyaknya yang menuliskan ttg KDRT sekarang, semakin banyak yang bisa disadarkan agar tak melakukannya.

    BalasHapus
  4. Soal KDRT ini ternyata memang sejak zaman doeloe sudah terjadi, bahkan mungkin saat perbudakan ya? Tanteku dulu pernah mengalami KDRT yang selain dilakukan oleh suaminya sendiri, justru keluarga suami turut serta ih amit2 sereeem :D Membaca sinopsis buku2 di atas, serasa aku nonton sinetron deh, menyentuh sekali :D

    BalasHapus

Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus. Thanks.